Senin, 26 September 2016

Teladan Akhlaq Dari Dzuriyyah Rosullallah SAW

Tidak ada komentar:
Teladan Akhlaq Dari Dzuriyyah Rosullallah SAW

 
Buka Mata Hati Tentang Akhlaq kepada sesama. Dan menyikapi cacimakiAda 3 Contoh Teladan Akhlaq dari kalangan Dzurriyah Rasulullah yang sezaman dengan kita, tentunya sebagian dari kita sudah pernah mendengar, tetapi tidak ada salahnya untuk kita kemukakan kembali, agar kita sadar, bahwa Umat nabi Muhammad tidak di perkenankan untuk MUDAH mencaci terhadap sesama serta bagaimana seharusnya menyikapi Caci maki, baik terhadap Kafir lebih-lebih kepada seorang muslim. Terutama menjelang PILKADA ini.yang pertama Al Habib AsSayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani...yang kedua Al-Qutub Al-Habib Abdulqadr bin AhmadAsseggaf AlHusaini ( guru Sayyid Muhammad Al-Maliki).dan yang ke 3 Al-Habib Umar bin Hafidz Al-Husaini (berguru sama ke 2 Ulama tersebut).Kisah pertama Sayyid Muhammad Al-Maliki.




Dr. Abdul Qadir As-Sindi adalah seorang Wahabi yang pernah menulis sebuah artikel berisi hinaan, kecaman dan fitnah keji kepada Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki al-Hasani di majalah Al-Jami’ah Al-Madinah Al-Munawwarah. Ketika artikel tersebut menyebar luas ke penjuru Madinah bahkan seluruh Negara Arab Saudi, dan banyak kalangan yang merasa geram kepadanya, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki malah mengajak beberapa muridnya untukpergi ke Madinah menuju rumah Dr. Abdul Qadir As-Sindi dan memberikan hadiah sejumlah uang kepadanya.Tanpamengenalkan dirinya, Sayyid Maliki lantas pergi hingga Dr. As-Sindi mengetahui sendiri bahwa yang telah memberinya uang adalah Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, orang yang beberapa waktu lalu telah ia hina habis-habisan di dalam sebuah artikelnya.Dr. As-Sindi lalu mengejar Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, merangkulnya, menciuminya dan berkata; “Tuan tentu Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, kini saya yakin sepenuh hati bahwa Tuan adalah keturunan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, sebab tidak ada yang membalas cacian dan hinaan dengan hadiah, kecuali ia adalah keturunan dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.Saya tidak meragukan lagi keagungan pribadi Anda wahai Sayyidii.”Dr. Abdul Qadir As-Sindi menangis sejadinya menyesali perbuatannya seraya memohon maaf kepada Sayyid Muhammad Alwi Maliki.Sambil tersenyum beliau memafkannya sehingga membuat kisah penuh kemuliaan akhlak ini semakin sempurna. Begitulah seharusnya akhlak seorang keturunan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.

Yang ke 2, Al habib Abu Bakar Adni (cendikiawan dari kalanganAhlulbait) bercerita..."Ketika Al habib Abdul Qadir ibn Ahmad Assegaf mengajar di Ashar bulan Ramadhan pada tahun 1407 H/ 1408 H, kita duduk dan Al habib Abdul Qadir mengajar. Selesai mengajar, tiba-tiba saja muncul seseorang dari golongan mereka lalu berdiridan mencaci-maki Al habib Abdul Qadir didepan kita semua.Waktu orang ini berdiri, dia mencaci-maki Al habib Abdul-Qadir, mencaci-maki dari pada orang tua kita,mencaci-maki dari pada kitab yang kita baca pada saat itu dan orang ini juga mencaci-maki qasidah yang kita baca.Kemudian orang tersebut mengatakan, "Orang ini (maksudnya Al habib Abdul Qadir) tidak mau shalat berjamaah di masjid kami, orang ini jelas-jelas munafik."Dan ketika orang tersebut berbicara seperti itu, ada kurang lebih 200 orang dari Ahlul Bait Nabi Shallallâhu alaihi wa sallam yang duduk yang mendengar ucapan itu dan masih banyak orang-orang lainnya yang kita tidak bisa berbuat apa-apa tatkala orang berbuat sepertiitu. Setelah orang itu berdiri, berbicara yang begitu ngerinya dania pun duduk.Lalu Alhabib Abdul Qadir hanya mengatakan. "Barakallahu fiik wa jazakallah kheir, wa rattabal-fâtihah wa khatama/Terimakasih banyak mudah-mudahan Allahu ta'âlâ membalas kamu dengan balasan yang sebagus-bagusnya"kemudian Al habib Abdul Qadir ratibul-fatihahdan membubarkan majelisnya.Saya ( Al habib Abu Bakar al Adni ) lihat bahwa Al habib Abdul Qadir tidak marah sama sekali, tidak membalasnya sama sekali dan tidak berbuat apa-apa sama sekali. 

Bahkan saya lihat wajahnya pun tidak berubah, justeru yang saya lihat beliau hanya menundukkan pandangannya ke bawah.Yang ke 3...Suatu ketika jama’ah haji Darul Musthofa mengadakan pertemuan khusus bersama Sayyid Salim bin Umar bin Hafidz (putra Guru Mulia Habib Umar), dalam kesempatan tersebut SayyidSalim bercerita :“Waktu itu.. ada seseorang yang mengakui tanah milik Sayyidil Walid (Habib Umar bin Hafidz), ia mengatakan tanah itu adalah miliknya, keesokannya, aku datangi orang itu, aku jelaskan kalau tanah ini milik Habib Umar dan surat surat resminya ada ditangan beliau”.Sayyid Salim memberikan bukti kuat, namun orang tersebut tidak bergeming, dia tetap ngotot tanah tersebut miliknya. 

Akhirnya dengan terpaksa Sayyid Salim mengadukan hal tersebut kepada Sang ayah Habib Umar bin Hafidz atas permasalahan yang sedang dihadapinya.”Abah.. si fulan mengakui tanah kita yang berada di daerah sana..”, beliau malah tersenyum lalu berkata:“Kalau begitu kita ikhlas kan saja tanah itu untuk dia”Sayyid Salim terheran-heran dan mencoba untuk memastikan”Tapi bukankah surat-surat resmi tanah itu ada di tangan kita ?”beliau menjawab :”Saliiim.. kita tidak akan berseteru dengan saudara muslim, hanya karena urusan duniawi. Kita tidak akan pernah memperebutkan dunia dengan siapapun, seandainya dia juga mengakui rumah kita ini Kita akan ikhlaskan rumah ini untuknya, kita masih memiliki mobil, kita bisa tidur disana”Demikianlah kedudukan dunia dihadapan seorang waliyullah. Sangat selaras dengan ajaran leluhurnyaAl Musthofa SAW“.

Sekedar menambah koleksi, tentang kisah-kisah Akhlaq indah ahlulbait Rasulullah saw.Thariqah Alawiyah adalah Thariqah Ahlulbait Rasulillah. Thariqah yang tidak mudah mencaci maki terhadap sesama, juga tidak membalas caci maki dengan caci maki kembali.Thariqah kita adalah Thariqah Beramal baik dan Mendoakan baik untuk orang orang jahat.Mudah2an bermanfaat.


*'*Sumber : Ustd Ashif Muhammad 


 Suported By :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top